i open at the close.
we cannot accept
what we do not choose.
trivia.
❑. Junhyung suka fotografi.
❑. Junhyung adalah seorang ekstrover.
❑. Memiliki jiwa petualang yang kuat. Impiannya adalah untuk mengelilingi Eropa seorang diri.
❑. Fasih berbahasa Inggris dan sedikit menguasai bahasa Prancis.
❑. Junhyung adalah penyuka seni.
❑. Suka memasak, tapi tidak bisa menggunakan alat dapur dengan baik dan benar.
❑. Sangat pandai dalam hal menyembunyikan perasaan.
❑. Warna favoritnya abu-abu dan merah marun.
❑. Pecandu kafein.
❑. Has a high-tolerance of alcohol.
❑. Orientasi seksualnya adalah biseksual.
going away is easy
coming home is hard.
Vorwort.
Pernikahan Kang Woohyun dan Han Soobin adalah salah satu pernikahan yang cukup menggegerkan dunia ekonomi Korea Selatan. Pasalnya, orang-orang itu tidak buta untuk tahu apa maksud dibalik ikatan suci di antara sepasang insan tersebut. Apalagi jika bukan penyatuan Jeonam Group dan Daewon Group?
Kedua perusahaan sama-sama bergerak di bidang property and developer sehingga menggabungkan keduanya membuat kerajaan itu semakin besar; layaknya pelebaran daerah kekuasaan. Nama perusahaan menjadi Jeonam-Daewon Group, walau lebih sering dikenal sebagai Jeonam Group saja. Bayangkan saja berapa jumlah kekayaan yang digenggam oleh sang CEO.
ein.
Pada musim dingin di akhir tahun 1994, Kang Junhyung menghirup oksigen untuk pertama kali. Buah hati yang ditunggu-tunggu, yang takdirnya telah ditentukan sejak awal untuk menjadi penerus kursi tertinggi dalam jajaran eksekutif perusahaan; pewaris tahta Jeonam Group yang lambat laun mulai meniti tangga menuju puncak dunia.
Junhyung tumbuh bermandikan uang. Uang. Uang. Bukan hal baru baginya untuk dapat mempunyai suatu barang yang bahkan tak sengaja ia tunjuk. Apa yang diminta, akan muncul di atas tempat tidur dalam kurun waktu 24 jam. Tak ada penolakan, tak ada bantahan, tak ada amukan.
Tak ada kasih sayang, tak ada senyum, tak ada pujian. Tak ada orang tua.
Masa kecil Kang Junhyung sepenuhnya habis hanya dalam gelimang harta. Materi yang mulai dibencinya ketika mulai mengerti tentang semesta dan seluruh isinya. Tahun 2006, lebih tepatnya. Tahun dimana takdirnya dibalik hingga segalanya kocar-kacir. Seperti membalik mangkuk yang berisi sup ayam; semua isinya berhamburan ke segala sisi. Takkan bisa lagi disatukan walau usaha sekeras apapun telah dikerahkan.
Perceraian Kang Woohyun dan Kang Soobin menjadi berita hangat kala itu. Semua orang berspekulasi, mengira-ngira seenak jidat. Tak banyak yang peduli akan Kang Junhyung—semua atensi terarah pada nasib perusahaan. Bocah malang, karena ia tahu bahwa alasan sang ayah membuang istrinya adalah untuk sepenuhnya mengendalikan Jeonam Group.
zwei.
Mari kita sebut Kang Soobin sebagai Han Soobin sekarang, karena Junhyung tidak sudi membiarkan ibunya yang mulia menyandang nama keluarga bajingan itu.
Di fase awal, segalanya terasa begitu sulit. Begitu menyusahkan, kejam. Dunia terasa seperti Neraka Jahanam. Bagi Junhyung yang tidak pernah merasa lapar lebih dari dua belas jam, hidup bersama Han Soobin adalah suatu siksaan. Mau tak mau akhirnya paham apa itu arti kerja keras, arti kemiskinan, arti susah.
Sepanjang tiga tahun. Butuh waktu lebih dari 500 hari untuk pada akhirnya menyesuaikan diri dengan liku serta kebiasaan baru dalam kehidupannya. Junhyung berhasil lulus dari sekolah menengah pertama dengan mulus. Tidak termasuk peringkat tertinggi dan sebagainya, namun dapat dijadikan bekal untuk mengejar beasiswa di jenjang selanjutnya.
Which was, would forever be an empty target. Han Soobin dinyatakan meninggal pada satu malam di musim dingin. Dokter mendiagnosa wanita itu terkena serangan jantung akibat kelelahan. Bagaimana tidak—dua shift pekerjaan berbeda yang ditekuni Soobin siang malam demi menghidupi diri serta anak tunggalnya itu memang berat.
Yang mana menambah daftar alasan Kang Junhyung dalam membenci Woohyun. Alasan pertama; pria itu meninggalkan sang ibu. Alasan kedua; pria itu ternyata telah menjalin hubungan dengan wanita lain di belakang ibunya bahkan sebelum mereka menikah—kurang ajar. Alasan ketiga, secara tak langsung penyebab kematian Han Soobin adalah Kang Woohyun. Junhyung ingin sekali melepas nama keluarga mantan ayahnya itu, mengubah jati diri sebagai Han Junhyung. Namun sang ibu tidak pernah merestui, entah karena apa. Dan Junhyung terlalu sayang pada Soobin sehingga ia tak lagi membantah.
Sepeninggal Soobin, kini ganti sang nenek—Han Taerin—yang memegang kendali penuh atas hak asuh Junhyung. Pindahlah sang pemuda menuju Daegu. Menghabiskan masa remajanya dengan membantu wanita berusia enam puluh tahun itu menggarap kebun, ladang, serta hewan ternak. Aset yang selalu dirawat semenjak Daewon Group dipindahtangankan tahun 1994 silam.
Bahkan di usia yang tak lagi muda, sosok paling berharga setelah sang ibu itupun memfasilitasi Junhyung dengan segala yang dipunya. Terus mendukung Junhyung agar menggapai mimpinya tanpa memandang setinggi apapun, sesulit apapun. Sampai Junhyung berhasil lulus SMA dan menempuh pendidikan universitas di Seoul.
Suatu pencapaian yang luar biasa, tentu. Kang Junhyung berhasil lulus dari Universitas Hanyang tepat waktu, mendapatkan gelar sarjana strata satu, namun neneknya tak pernah datang ke acara wisuda yang dihelat sebulan kemudian.
Han Taerin telah meninggal dunia.
drei.
Satu rumah yang tak begitu luas, kebun, serta hewan ternak adalah milik Kang Junhyung saat itu. Sang nenek meninggalkan semua aset di tangannya—tak ada lagi keluarga, kerabat, atau apapun. Umur 22 tahun, dan Junhyung hidup di dunia sendirian.
Tak ada yang dapat menggambarkan bagaimana perasaannya. Marah, sedih, kalut, bingung, bercampur menjadi suatu ketakutan untuk terus bertahan hidup. Memikirkan segala kemungkinan yang belum tentu terjadi, Junhyung pun memutuskan untuk menjual seluruh aset tersebut sebagai bekal hidup di Seoul.
Ya, kembali lagi ke pusat Korea Selatan tersebut. Dengan ijazah strata satu jurusan Film dan Akting, Junhyung kembali berjudi dengan takdir. Mendaftar sebagai salah satu traine di agensi hiburan terasa bagaikan mimpi yang terlampau tinggi. Sudah pasti butuh biaya yang tak sedikit, sedang harta simpanannya mulai menipis kian detik.
Benar-benar tak ada pilihan lain. Kang Junhyung menelan harga dirinya bulat-bulat dan bekerja sebagai bawahan di salah satu perusahaan. Demi sesuap nasi, demi sebuah atap yang menaungi diri, demi bernapas dengan sehat tiap harinya. Sengaja tak berkata bahwa dirinya adalah seorang sarjana.
Satu tahun lebih Junhyung bertahan. Berangkat pagi dan pulang malam demi gaji yang tak seberapa. Benar-benar sendiri, ia tidak mempunyai satu sosok yang bisa dijadikan sandaran ketika lelah dengan hidup. Dan pertemuannya dengan Cho Taehwan, sang malaikat, membuat Kang Junhyung mengerti apa yang dinamakan kesempatan kedua.
Menjadi seorang model, katanya. Siapa pula yang akan menolak?
do not mistake my confidence
for recklesness.
Loyal.
Honest.
Risk-taker.
Social butterfly.
Independent.
✪
Emotionally unstable.
Controller.
Greedy.
Arrogant.
Selfish.
Adalah seorang ENFP. Seringkali menjadi orang membuat segala sesuatu menjadi menyenangkan, tetapi kurang tertarik dalam kegembiraan dan kesenangan suasana yang berlebihan dan lebih menikmati hubungan sosial dan emosional yang mereka bangun dengan orang lain. Menarik, mandiri, dan penuh semangat. Visioner, penuh rasa ingin tahu, juga memiliki jiwa yang bebas.